Mengapa banyak orang tidak lulus tes wawancara
psikotes? Apa penyebabnya? Berikut kami paparkan mengenai penyebab gagalnya
lolos tes wawancara psikotes dan tujuan dari tes wawancara tersebut. Tes wawancara dapat
diartikan sebagai pertemuan tatap muka, dengan menggunakan cara lisan dan
mempunyai tujuan tertentu. Saran kami ketika anda sedang menghadapi tes
wawancara psikotes, jawablah semua pertanyaan dengan jujur karena berbohong akan
menghancurkan diri anda sendiri. Berbohong disini bisa berupa melebihkan apa
yang kita kuasai ataupun menyembunyikan kekurangan yang ada pada diri kita.
Intinya kita harus menjawab dengan bijaksana apa adanya, spontan, tidak
mengada-ada dan sopan.
TUJUAN TES PSIKOTES
TUJUAN TES PSIKOTES
Tujuan diadakan tes psikotes adalah untuk
menggali dan mencocokkan data dengan metode yang bisa berbeda-beda serta tidak
memaksa. Tidak memaksa disini dalam artian ketika anda sedang wawancara
psikologi dan tidak bisa menjawab salah satu pertanyaan, pewancara tidak akan
memaksa. Namun tentu akan sangat mempengaruhi penilaian dalam pengambilan
keputusan seorang psikolog.
Tes psikotes ada dua yaitu tes wawancara dan
tertulis. Tes ini bertujuan untuk mencari orang yang cocok dan pas, baik dari
tingkat kecerdasan, sifat dan kepribadian [ The right man in the right place ].
Dasar pemikiran lain kenapa perlu diadakan seleksi, yaitu adanya perbedaan
potensi yang dimiliki setiap individu. Perbedaan itu akan menentukan pula
perbedaan dalam pola pikir, tingkah laku, minat, serta pandangannya terhadap
sesuatu. Kondisi itu juga akan berpengaruh terhadap hasil kerja. Bisa jadi
suatu pekerjaan atau jabatan akan lebih berhasil bila dikerjakan oleh individu
yang mempunyai bakat serta kemampuan seperti yang dituntut oleh persyaratan
dari suatu pekerjaan atau jabatan itu sendiri.
Ada beberapa tujuan spesifik dari wawancara
psikologi. Pertama, observasi. Dalam hal ini calon karyawan dilihat dan
dinilai. Mulai dari penampilan, sikap, cara menjawab pertanyaan, postur
terutama untuk pekerjaan yang memang membutuhkannya, seperti tentara, polisi,
satpam, dan pramugari. Penilaian juga menyangkut bobot jawaban dan kelancaran
dalam menjawab. Demikian pula perilaku dan sikap-sikap yang akan muncul
secara spontan bila berada dalam situasi yang baru dan mungkin menegangkan.
Misalnya, mata berkedip-kedip atau memutar jari-jemari yang dilakukan tanpa
sadar.
Seorang dapat dinilai melalui bobot jawabannya
apakah ketika dalam menjawab pertanyaan tersebut dangkal atau tidak atau
berbelit-belit. Misalnya, ketika anda ditanya mengapa alasan anda ingin menjadi
polisi, jawaban anda " karena bisa bawa senjata untuk keamanan".
jawaban tersebut sangat dangkal sebagai seorang polisi. Yang tidak kalah
penting dalam mempengaruhi penilaian adalah mengenai kecocokan data, apakah
sesuai atau tidak.
TIPS MENGHADAPI TES WAWANCARA
Sebenarnya
ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk mengurangi terjadinya kegagalan
dalam menghadapi tes wawancara diantaranya ;
1.
Penampilan Fisik
Yang pertama, penampilan fisik. Perhatikan dengan saksama apalagi bila profesi yang akan dimasuki mensyaratkan penampilan menarik - seperti pramugari, teller bank, atau sekretaris. Sedangkan tentara/polisi lebih menitik-beratkan pada postur ideal antara tinggi dan bobot badan, serta ada persyaratan minimal tinggi badan.
Yang pertama, penampilan fisik. Perhatikan dengan saksama apalagi bila profesi yang akan dimasuki mensyaratkan penampilan menarik - seperti pramugari, teller bank, atau sekretaris. Sedangkan tentara/polisi lebih menitik-beratkan pada postur ideal antara tinggi dan bobot badan, serta ada persyaratan minimal tinggi badan.
2.
Cara Berpakaian
Perhatikan juga cara berpakaian, sebaiknya sesuaikan dengan situasi dan suasana. Misalnya, dalam wawancara untuk calon pramugari sebaiknya tidak mengenakan pakaian yang tidak selayaknya, seperti celana panjang berbahan jins. Atau menggunakan sepatu sandal, meskipun sedang mode. Kerapian dan kesopanan berpakaian juga dipertimbangkan. Misalnya, tidak mengenakan kemeja yang lengan panjangnya dilipat, atau hanya mengenakan kaus, atau kemeja tidak dimasukkan.
Perhatikan juga cara berpakaian, sebaiknya sesuaikan dengan situasi dan suasana. Misalnya, dalam wawancara untuk calon pramugari sebaiknya tidak mengenakan pakaian yang tidak selayaknya, seperti celana panjang berbahan jins. Atau menggunakan sepatu sandal, meskipun sedang mode. Kerapian dan kesopanan berpakaian juga dipertimbangkan. Misalnya, tidak mengenakan kemeja yang lengan panjangnya dilipat, atau hanya mengenakan kaus, atau kemeja tidak dimasukkan.
3.
Bersikap Wajar
Sikap pun memberikan nilai penting. Yang dimaksud dengan sikap ialah bagaimana si calon karyawan dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Sebaiknya bersikap wajar saja, tidak dibuat-buat, tetapi juga tidak tegang atau gugup.
Sikap pun memberikan nilai penting. Yang dimaksud dengan sikap ialah bagaimana si calon karyawan dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Sebaiknya bersikap wajar saja, tidak dibuat-buat, tetapi juga tidak tegang atau gugup.
4.
Sopan dalam Perbuatan
Selain itu, biasanya dinilai pula kesopanan yang sesuai dengan norma. Misalnya, tidak tampak menjilat, mengetuk pintu bila akan masuk ruangan, atau kalau belum dipersilakan duduk, ya, jangan duduk dulu. Dalam menjawab pertanyaan tidak bertele-tele, langsung pada inti masalah. Kemudian menjawab secara jujur, tidak perlu ditutup-tutupi. Misalnya, pernah tidak naik kelas atau pernah gagal pada tes di perusahaan lain. Selain itu, dalam menjawab tidak usah menggurui, meskipun si calon sudah memiliki pendidikan yang cukup tinggi, pengalaman cukup banyak, atau dari segi usia lebih tua daripada si pewawancara.
Selain itu, biasanya dinilai pula kesopanan yang sesuai dengan norma. Misalnya, tidak tampak menjilat, mengetuk pintu bila akan masuk ruangan, atau kalau belum dipersilakan duduk, ya, jangan duduk dulu. Dalam menjawab pertanyaan tidak bertele-tele, langsung pada inti masalah. Kemudian menjawab secara jujur, tidak perlu ditutup-tutupi. Misalnya, pernah tidak naik kelas atau pernah gagal pada tes di perusahaan lain. Selain itu, dalam menjawab tidak usah menggurui, meskipun si calon sudah memiliki pendidikan yang cukup tinggi, pengalaman cukup banyak, atau dari segi usia lebih tua daripada si pewawancara.
5.
Hindari sikap Sombong
Jangan
pula menjawab dengan sombong, misalnya mengaku sebagai atlet yang sudah
keliling ke banyak negara dan memiliki segudang prestasi. Bangga boleh-boleh
saja, tetapi kalau hasil psikologi tertulisnya kurang baik, tetap saja tidak
lulus. Yang tidak kalah penting, tidak
usah bertanya. Meski merasa optimistis dengan hasil tes tulis dan merasa bisa
mengerjakan, calon tidak perlu bertanya mengenai hasilnya. Pada dasarnya wawancara
adalah tes juga sehingga hal ini akan mempengaruhi penilaian. Selain itu,
situasi yang dihadapi saat itu adalah situasi tes, bukan konsultasi psikologi.
Pertimbangkan pula banyak calon lain yang menunggu.
Sampai disini dulu pembahasan mengenai pengertian tes wawancara psikotes dan tips menghadapinya. Semoga bisa bermanfaat bagi anda. Salam sukses !
Sampai disini dulu pembahasan mengenai pengertian tes wawancara psikotes dan tips menghadapinya. Semoga bisa bermanfaat bagi anda. Salam sukses !
Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai Psikotest
BalasHapusSaya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai Psikotest yang bisa anda kunjungi di Informasi Seputar Psikotest
Terima kasih sdh berkunjung
Hapus